"Belajarlah tuk melepaskan seseorang yg terus menyakitimu. Jika kamu berarti baginya, dia tak akan pernah biarkan kamu terluka." -pepatah.
ini aku, yang hanya bisa bercerita padamu dengan cara ini. ya, menulis.
maaf untuk membuatmu selalu merasa kecewa dengan cara yang ini ini saja.
apa rasanya mendengar lelakimu menceritakan segala kesibukannya seolah tidak ada waktu satu menitpun untuk mengabarimu, sementara kamu sendiri selalu mencoba untuk mengabari disela sela segala rutinitas kamu?
apa rasanya mendengar lelakimu mengantarkan teman perempuannya, berdua di depanmu, sementara kamu sendiri bahkan belum pernah diantar hanya berdua?
apa rasanya mendengar semua teman disekelilingmu dikabari dan diperhatiakan oleh lelakinya, sementara kamu bahkan tidak tahu sedang apa lelakimu?
kalau dunia memang panggung sandiwara, kamu seolah hanya semacam pemain figuran dalam drama kehidupan yang tengah dia mainkan. bagaimana rasanya?
kalau kehidupan seperti arena permainan sepak bola, kamu seolah hanya pemain cadangan yang diajak bermain ketika dibutuhkan, dan dibiarkan ketika pemain utama bisa bermain sempurna. bagaimana rasanya?
apa rasanya merasa tidak berarti apa-apa?
Hari ini aku sadar bahwa aku dan kamu telah memilih. Dan Abu- abu adalah warna yang kita pilih.
Abu-abu bukan warna yang bagus untuk kita. Abu-abu adalah ketika kita jauh dan tidak bisa menjaga warna masing-masing.
Abu-abu adalah aku yang lelah, menunggumu. menunggumu berubah seperti dulu.
apa rasanya mendengar lelakimu mengantarkan teman perempuannya, berdua di depanmu, sementara kamu sendiri bahkan belum pernah diantar hanya berdua?
apa rasanya mendengar semua teman disekelilingmu dikabari dan diperhatiakan oleh lelakinya, sementara kamu bahkan tidak tahu sedang apa lelakimu?
kalau dunia memang panggung sandiwara, kamu seolah hanya semacam pemain figuran dalam drama kehidupan yang tengah dia mainkan. bagaimana rasanya?
kalau kehidupan seperti arena permainan sepak bola, kamu seolah hanya pemain cadangan yang diajak bermain ketika dibutuhkan, dan dibiarkan ketika pemain utama bisa bermain sempurna. bagaimana rasanya?
apa rasanya merasa tidak berarti apa-apa?
rasanya seperti ingin menyingkir dari permainan, duduk dibangku penonton, memperhatikan, mendoakan, dan ikut bersorak senang untuk setiap kemenangannya.
ya, mungkin kurang lebih begitu rasanya..
ya, mungkin kurang lebih begitu rasanya..
Hari ini aku sadar bahwa aku dan kamu telah memilih. Dan Abu- abu adalah warna yang kita pilih.
Abu-abu bukan warna yang bagus untuk kita. Abu-abu adalah ketika kita jauh dan tidak bisa menjaga warna masing-masing.
Abu-abu adalah aku yang lelah, menunggumu. menunggumu berubah seperti dulu.
kesalahan itu sudah terulang dan itu tandanya belum belajar kan? padahal kesalahan itu ada supaya kita belajar dan tak mengulanginya kan? kita bukan keledai, jadi tak perlu jatuh berkali-kali. tapi aku tetap mau mencoba kembali.
Maka biarkan abu-abu yang mengambil kuasanya. Biarkan ia menentukan warnanya, takdirnya.
Kepada kepergianmu, semoga kau temukan lagi warnamu.
Kepada kepergianmu, maafkan aku bila warnaku tak mampu lagi mengisi warnamu, menemanimu,
menunggumu.
Karena hari ini kita telah memilih. Dan Abu-Abu adalah warna yang kita pilih.
Maka biarkan abu-abu yang mengambil kuasanya. Biarkan ia menentukan warnanya, takdirnya.
Kepada kepergianmu, semoga kau temukan lagi warnamu.
Kepada kepergianmu, maafkan aku bila warnaku tak mampu lagi mengisi warnamu, menemanimu,
menunggumu.
Karena hari ini kita telah memilih. Dan Abu-Abu adalah warna yang kita pilih.
maaf untuk membuatmu selalu merasa kecewa dengan cara yang ini ini saja.
aku belum bisa melakukan yang lainnya. Ya, mungkin perempuan lain akan melakukannya.
Terimakasih untuk 191hari. 275040jam. 16502400menit dan 990144000detiknya, Ilham :)