Rabu, 29 Mei 2013

Underpressure


Sesuai judulnya. dibawah tekanan. Tertekan! Akhirnya hari yang ditunggu sekian lama datang juga, bahkan lebih cepat dari yang seharusnya. hari dimana pengumuman SNMPTN akan diumumkan. setelah melewati proses panjang beberapa bulan lalu dari mulai ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester sampai UN semuanya membuat tekanan dalam diri saya semakin berat dan semakin terasa melelahkannya. mungkin seluruh anak kelas 12 memang waktunya untuk merasakan itu semua, merasakan tertekan. Saya sangat berharap dengan sepenuh jiwa raga dan hati saya bahwa saya akan diterima di PTN yang saya inginkan, yang akan menjadi batu loncatan untuk saya mencapai target yang saya inginkan nantinya. Apa yang terjadi hari itu? Sekitar jam 4 sore pengumuman di web SNMPTN sudah bisa diakses, tapi saya memutuskan untuk tidak membukanya... saya belum siap, saya belum berani, saya belum mampu, saya belum kuat untuk melihat hasilnya. Akhirnya karena saya baru bangun tidur setelah sehari sebelumnya saya baru bisa tidur ketika ba'da subuh sekitar pukul 5.15. saya mengambil air wudhu dan shalat ashar untuk menghilangkan sedikit rasa gemetar dan takut. berhasil, tubuh saya sedikit rileks. akhirnya saya menyalakan laptop dan membuka web SNMPTN, tubuh saya gemetar, sampai salah mengetikan nomor pendaftaran beberapa kali, firasat. Akhirnya setelah saya mengisikan nomor pendaftaran dan tanggal lahir, munculah hasil itu, hasil yang saya tunggu selama ini, hasil yang saya pikir akan membuat saya merasa jadi orang paling bahagia sedunia, Tapi kenyataannya? Saya mendapat permintaan maaf dari Web itu. Saya Gagal. Tulisannya bewarna merah, singkat padat dan jelas. langsung ke intinya, langsung menusuk ke hati. sakit sekali! :') Saya diam, gak nangis. cuma bisa diam memainkan cursor sambil terus melihat tulisan bewarna merah itu, sekitar sejam lebih saya cuma terpaku di depan monitor, terus memandangi sebaris kalimat yang sangat menyakitkan itu. Akhirnya pertahanan saya runtuh, dinding yang menahan air mata saya agar tidak tumpah hancur sudah.. semua air mata saya tumpah bersama rasa sakit yang teramat sangat itu. Gak bisa berhenti, nangis. cuma bisa nangis. sampai akhirnya saya buka twitter dan facebook, saya memposting beberapa tulisan, dan.. beberapa menit kemudian ada notification dari facebook. Itu dari mantan saya, sebut saja.. 'Ikan'. saya gak bales, saya belum bisa untuk bales pertanyaan2 itu. sama seperti saya belum bisa besar hati untuk memberikan selamat kepada teman teman saya yang lolos. sekitar semenit setelag notification itu muncul, handphone saya yang baru saya aktifin berdering. Tanpa nama.

"halo ini siapa?" "Ini Ikan, Gimana hasil SNMPTNnya, hmmm... gagal yah. yaudah jangan sedih.. bla bla bla bla" percakapan itu berlangsung sejam lebih.

Perasaan saya membaik, tidak sesedih sebelumnya. Ikan berhasil bikin saya merasa dipedulikan. Saya senang, setidaknya ada seseorang yang menghibur saya, walau itu Ikan. Tapi saya bersyukur, setidaknya ada Ikan :' Yang lain yang katanya peduli dengan keadaan saya, paling hanya sekedar sms/mentionn/nge dm menanyakan bagaimana hasilnya. bahkan ada yang katanya selama ini bilang kalau dia peduli dengan saya tapi ternyata tidak ada peduli2nya sama sekali dengan saya, sms tidak, mentionpun tak ada. Bahkan seseorang yang pernah berada dalam posisi seperti saya 2tahun lalu dan saat itu sayalah yang memberikan dia semangat dan tetap menemani dia disaat sulit seperti ini tidak sedikitpun menunjukan kepeduliannya. jangankan untuk memberi support, basa basi menanyakan hasilnya pun tidak. sama seperti ketika saya berulang tahun, entahlah saya benar benar sudah **** dengan lelaki ini. Drama-king. The man with a sad past and a rotten heart (now). hidup kamu sudah terlalu banyak drama cinta tak terbalas, dan bisakah kamu berhenti menujukannya di publik. kamu itu laki laki bukan? Galaunya lebih lebih dari perempuan. Heran! (Lha kok jadi esmosi gini? :\ oke maaf Widi Khilaf :|) Ya intinya, sekarang saya tau siapa yang bisa diandalkan untuk diajak berbagi disaat menyedihkan seperti ini, Bukan mereka mereka yang ada disaat saya dalam keadaan 'stabil', tapi sahabat sahabat saya. Ikan, Tia, Cipa, Isti dan kakak saya juga yang lain.. mereka semua kekuatan saya.
Saya merasa harus bangkit dari keterpurukan ini, saya harus Move on dari kegagalan ini. Saya harus belajar lagi.

belajar untuk menerima bahwa hidup itu tidak selalu berjalan sesuai seperti yang kita inginkan, ada yang lebih baik dari itu semua.. Rencana Tuhan. Tapi tidak bisa dipungkiri, kegagalan ini sangat membuat saya sakit. percayalah. Ini lebih sakit dari main game yang hampir finish tapi tiba-tiba mati listrik dan lebih sakit dari udah download 10GB tapi tinggal 3% lagi failed. ini lebih sakit dari itu semua, jauh.. Rasanya kayak pengen minum Baygon atau semacamnya aja... :'<

Banyak temen-temen SMA masuk PTN impian mereka. Bahkan ada yang nilai akademiknya tidak terlalu baik tapi bisa diterima. Entah saya mau menyebut mereka apa, mungkin bejo? entahlah. Rasanya Nyesek, Ya mungkin itu tanda kalau belum ikhlas, dan saya butuh proses untuk menerima dengan legowo semua ini. Saya yakin semua yang terjadi sudah ada dalam lauh mahfuz. Rezeki yang seharusnya menjadi milikm kita, akan tetap menjadi milik kita. Tuhan tidak akan membiarkannya tertukar ataupun diambil orang. 

Sekarang, tanggal 28 Mei, sehari setelah pengumuman SNMPTN kemarin, saya sudah mulai sadar. saya sudah bangun dari mimpi buruk kemarin, saya mau mulai mencoba untuk memupuk harapan baru lagi, saya sadar kalau saya belum ikhlas entar jalan masuk ke PTN lain jadi berat. Maka mari belajar ikhlas (sepenuhnya) :') Ga apa apa. Mungkin belum rezeki saya saja lolos jalur SNMPTN. Saya percaya Allah punya rezeki yang lebih baik untuk saya dan lebih saya butuhkan. Mungkin Allah kepingin saya belajar lebih berbakti pada orang tua, lebih dekat padaNya, lebih dewasa pemikirannya, dan lebih menghargai arti usaha dan orang lain. Oiyaa makasih buat yang udah pada kasih support biar semangat (lagi). 

Untuk SBMPTN nanti saya harus lolos (Amiin) Padahal percaya deh yang dibutuhkan seseorang disaat butuh tempat untuk berbagi dan bersandar itu bukan nasihat, tapi rasa simpatik. Kesadaran akan muncul dengan sendirinya dari dalam diri, seperti hati yang selalu punya cara sendiri untuk menyembuhkan lukanya.Pokoknya Terimakasih buat semua simpatiknya ya, kalian sini peluk atu atu..{}{}{} Allah bilang Widi harus terus belajar. Belajar menerima kenyataan, belajar untuk terus tegar, belajar bahwa yang Allah beri adalah yang terbaik bagi hamba-Nya bukan yang hamba-Nya inginkan, belajar bahwa ujian itu ada 2 macam; kebahagiaan dan kekecewaan, belajar bahwa Allah itu Maha Kaya dan Maha Adil :)

How high my dream that was. Then when I knew I couldn’t get that way. I’m trying to ikhlas. I believe Allah always gives the best to all of us, to me. I believe this is my way, my best way, the answer of my hope.  Jadi, jalani saja. Show must go on. :)

Cirebon, 28 Mei 2013
With full of hope, Widiya Ningrum.

Minggu, 26 Mei 2013

Semalam Tanpa Tuhan

Ada banyak orang yang menghabiskan malam dengan sesuatu yang menyia-nyiakan. Menonton bola semalaman tanpa shalat malam dan melepaskan subuh. Atau berjalan-jalan kemanapun kaki melangkah dibawah kelamnya rokok dan minuman. Atau menghabiskannya dengan obrolan sia-sia.

Orang sekarang lebih sering tanpa Tuhan dimalam hari, kegelapan membuat orang merasa tidak ada yang mengawasi. Longgarnya waktu malam membuat orang senang menunda. Bayangkan tak pernah ada waktu shalat ( di waktu indonesia ) yang lama berlakunya 9 jam seperti isya’.

Malam adalah waktu dimana sebenarnya manusia tidak memiliki kuas atas dirinya sendiri. Ketika ia tertidur dan ruhnya berada dalam penjagaan Tuhan. Apabila ruh tersebut tidak dikembalikan. Ya sudah, esok siang tubuhmu akan dikubur.

Kita telah disibukkan oleh urusan dunia pada siang hari. Malam dijadikan sebagai waktu paling panjang untuk beribadah. Yang harus jadi koreksi kita sejauh ini adalah seberapa kita telah ber-Tuhan di malam hari?

Malam akan selalu berulang setiap harinya, akankah ia menjadi sebaik siangnya. Adakah yang bertanya mengapa isya dan subuh menjadi dua shalat yang amat menentukan?

Sebab perbedaan kelonggaran waktu dan kesempitan waktu keduanya yang amat tajam. Subuh berlaku tak lebih dari dua jam, dan isya berlaku hampri 9 jam. Dimana pada kedua waktu tersebut. Orang terlena akan kelonggaran waktu, dan yang satunya orang terlewat karena sempitnya waktu.

Mari, Selamatkan malam-malam kita! :)

Kalau kata mas Kurniawan Gunadi,
'Fenomena' tersebut berarti 'fenomena' Semalam Tanpa Tuhan :)
Widiya Ningrum. Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

AmazingCounters.com

Instagram Shots


Instagram

Tumbler