Senin, 21 Juli 2014

Bitter.

what would you do when your best is still not enough?

Terimakasih karena kamu sudah begitu kuat. Terimakasih karena kamu tidak menyerah. Terimakasih karena kamu masih mau bertahan, meski saya tahu kamu tidak sanggup lagi. meski saya tahu kamu sudah terlalu letih untuk berjuang lagi. meski saya tahu rasanya sudah begitu sakit, sampai hampir mati rasamu, meski saya tahu, kamu ingin pergi sejauh mungkin. saya tahu rasanya menjadi tidak berharga bahkan untuk dirimu sendiri, saya tahu betul rasanya menjadi seperti sampah. 


Nobody notices your sorrow and your pain but you still stand up with your head up. you hide your sadness very well. it's hard and getting harder right? I know, i know you in deep deep deep pressure and depression. but please, just hold on. just for a while (again). I know you're strong, I know you can trough all of this shit. I believe you can.. please, always remember that the rainbow will come after the rain. Keep your patience. I beg you, wipe your tears, dear. I'm here for you, i will always here. I promise, so do you, you should promise you will always stay, you will always survive, no matter what. Deal?
I know you so well, I know you can trough all of these fuckin pain.
I understand it's very hard and hurts you so much, hanya ingat angin kencang tidak akan menerpa pohon yang kerdil, kamu adalah pohon besar dengan akar yang sangat kuat, dengan batang yang begitu kokoh, God know you're strong. Now, just smile.. and everything will be fine. :)

yang sudah biarlah sudah, ingat mereka.. hidupmu, nafasmu adalah harapan untuk mereka. mereka akan kecewa melihat kamu menangis, jangan cengeng, kamu sudah besar, kamu gak berhak buat mengenal kata menyerah. Ingat mereka menunggumu, sembari terus memberikan doa yang tidak pernah putus. Kamu harus membayar semuanya, segala peluh dan lara mereka. kamu harus sukses, kamu harus tahu diri. kamu tidak boleh menjadi pengecut yang hanya menyalahkan dirimu sendiri dan keadaan, wake up hey! hidup memang bukan hanya perkara menjalani, tapi juga perkara mempertahankan diri dan PENERIMAAN. dan jangan pernah ada satupun yang tanpa izin menyakitimu. termasuk dirimu sendiri dan harapanmu, Widiya.

Beristirahatlah , aku tahu kamu sudah terlalu lelah hari ini. Biar malam menghapus segala sedih dan dukamu, esok kan lebih baik. Selamat tidur. :)

Goodbye Faculty of Medicine.


bicara pada diri, Tsk.

Rabu, 02 Juli 2014

Kapal dan pelabuhannya.


"Nobody said it was easy
It's such a shame for us to part
Nobody said it was easy 
No one ever said it would be this hard 
Oh, take me back to the start." 

Lagu The Scientist - Coldplay terus terngiang-ngiang dikepala gadis bermata besar itu, membawa kenangan yang datang karena mimpi semalam yang memaksanya kembali berpusat pada satu titik, titik yang sudah lama ia ingkari, sebuah titik pusat yang membuat semuanya stagnan. termasuk perasaannya.

Entah sudah berapa lama ia pergi, entah udah berapa ratus kilometer ia telah berjalan menjauh, entah sudah berapa banyak ia mencoba kapal lain dan mencoba untuk berlabuh disebuah pelabuhan baru, entah sudah berapa ratus juta kalori yang terkuras hanya untuk memikirkan ia harus memilih kapal dan berlabuh dipelabuhan yang mana, entah sudah berapa kali senja yang ia lewatkan begitu saja tanpa arti, dan entah sudah berapa ratus orang yang mentertawakan ketololan yang sudah berlangsung hamper 2 tahun lebih itu. Sudah lebih dari 720 kali bumi berotasi berganti siang dan malam, sudah lebih dari 62 juta dentingan jam yang ia dengar, sudah lebih dari 10 kapal yang ia tumpangi, tapi hasilnya tetap sama. Selama apapun ia telah pergi, sejauh apapun ia sudah berjalan menjauh, berapa banyakpun kapal yang sudah datang dan pergi, dan berapa kilogram kalori yang sudah terkuraspun ternyata tetap tak cukup untuk membuatnya kembali seperti dulu, sebelum ia mengenal lelaki itu.Ia sudah benar-benar kelelahan, entah harus selama apa lagi ia harus pergi, sejauh apalagi ia berjalan, dan berapa banyak kapal lagi yang harus ia coba tumpangi, ia sudah tidak tahu lagi harus bagaimana, sungguh. Apapun yang ia lakukan semuanya terlihat sia-sia, hasilnya tetap sama, ia hanya ingin kapal dan pelabuhan yang dulu.

Seperti tata surya, banyak objek yang mengelilingi matahari dan semua objek itu terikat oleh gaya gravitasinya. bedanya, sekarang planetnya hanya satu, gadis bermata besar dengan tatapan yang begitu tajam itu, saja. sementara lelaki itu adalah mataharinya. Sekeras apapun ia mencoba untuk memutuskan perngaruh gravitasi itu, gayanya tetap masih bersisa, ia tak pernah benar-benar lepas. Ia terperangkap dan mandek di lintasan yang sama dan tetap berotasi pada matahari yang sama. masih sama sampai hari ini, dan entah sampai kapan ia sudah tidak ingin memikirkannya lagi, ia akan membiarkan semuanya berjalan seperti adanya saja, menikmati segala sisa-sisa pengaruh itu, sampai gravitasi itu benar-benar hilang dengan sendirinya, dan sebenarnya entah seandainya pun ia benar-benar bisa terlepas dari gravitasi yang satu itu, apa ia akan selamat? Apa matahari selanjutnya tidak akan membuatnya seperti ini lagi? Entahlah.

Potongan lirik lagu The Scientist masih terdengar mengalun pelan, masih sesak. 

"Tell me you love me, come back and haunt me
Oh and I rush to the start
Running in circles, chasing our tails
Coming back as we are"

Nikmati sajalah, sesaknya. sampai benar-benar terbiasa sampai kamu tak bisa merasakan sesaknya lagi. sembari menunggu matahari baru menyinari dunia mu dan menjadi titik pusat kehidupanmu. Bersalabarlah.. Ucapnya pada diri. Bila saatnya tiba, semua ini tak akan berarti apa-apa lagi. Ia meyakinkan dirinya, lagi.
Widiya Ningrum. Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

AmazingCounters.com

Instagram Shots


Instagram

Tumbler