Kamis, 27 Desember 2012

the last misty December.



Just counting days, the new year will come. 
I am here dunno should be happy or not.
This year is very different than two years ago or at least one year ago.
2 years ago, i am very happy i can prepared everything to celebrate new year holidays with him.
New year 2 years ago had become opium for me. The feeling. When i'm with him.
On december 26th, i supposed to be preparing everything to go to jakarta to pass through a holiday and the new year eve with him. But this year? that all no longer exist.
No jakarta or him.
This year there were only me a-l-o-n-e.
Wait, i forgot ...
Two years ago. actually, we were never celebrate new year eve together. When we were in relationship, you pass new year eve with your family. Do you remember? we in the same city and in the afternoon we still together. But we never got through new years eve together. And last year. When we had broke up, you are celebrating the new year with your friend and your family. while I celebrated with kak jidi and her friends. Although in the afternoon we are together. yes, we're still going to pim like previous years. The difference, there no more XXI, and eating crepes.

Going through old memories brings back old feelings. Too many feelings to even begin to understand whats going on, or how to feel, or what to think. It’s like you spent the last 1year pretending to be numb but now your crying because you know you can still feel it, but you don’t want to. But no, I do. I do? You’re an egotistical stubbern asshole

but
everything about you is beautifully etched in my mind, body, soul, HEART.

so long i was tried to fix everything.
so long i was ingulf raw my ego.
But what i got? nothing. Did you return? no.
I know exactly, i was made him can't stay and surrender.
And i know 
there're no guarantees, someone would come back again after we broken they heart so deep. Eventhough they were still(exceedingly)love.

Happy new year, everyone. I hope our personal would be better in the future.
no more pain, no more heartache and dissappoinment. 
New year, new day, new record, new story, new life, and maybe new love. 
Goodbye 2012, Welcome 2013, please be amazing year.
xxx

Senin, 10 Desember 2012

thinking before speaking


today, one of my classmate cursed to my other friend because she wasn't given the answer when we had Arabic exam. although she always like that to me. how pathetic, what a shame!
I was raised to treat others the way I’d want to be treated. Growing up, I learned that not everyone is going to like you. But, not everyone will hate you either. Not everyone does this… but honestly, I feel as though there’s plenty of people in this world who don’t understand the true effect they may have on the things they say. In terms of ‘thinking-before-speaking,’ I believe that that is something we all barely acknowledge. Whenever you have something to criticize someone about. Whenever you have something to hate on someone about. Whatever it is that you have to say about any other person… Shouldn’t be said at all, unless you have something “nice” to say about them. I quoted the word ‘nice’ because, nice could be something totally positive, or something at least to show that you’re not putting someone down. What’s wrong these days is… people do not have enough decency to respect others. NOT ENOUGH. Whether they know them. Or whether they think they know them. No matter who they are.. they should not be the root of your hatred, jealousy, bitterness, or dissatisfaction. Because honestly, you have NO IDEA if what simple statement you may have to say, can hurt someone else so badly. Maybe it may be a little nothing to you.. but certainly, you may never know how someone else will perceive it. All that stupid, ridiculous talk you might have about someone is unnecessary. Leave all your insignificant comments to yourself. If I’ve learned anything about life, its that, nobody will be perfect.

But at least, if we all tried to show each other that we all have some respect for one another, maybe there’d be less people taking their own lives.

Less people hurting because of what others’ opinions have clouded in their minds. Less people feeling engulfed in a life that they no longer desire to posses. Just because of some kind of negative comment or insult they may have received. I think we all deserve to be treated right. I think we all deserve to love the life we have. But to some extent, we all need to quit the judging. Discriminating. The hate and spite. The grudges and the envy.  Because honestly, I don’t believe we take other’s feelings into consideration as much as we do of our own. And that’s so disgraceful to realize… That a great majority of our society portrays to be this way and we don’t do anything to change that. It’s repulsive. Well in my opinion it is.

why we don't treat people like we want to be treated? Stop saying you hate people or me (hehe), because you are only putting unnescesary negativity on yourself. Focus on yourself. Don’t mind people if they give off negative vibes. If you want people to change, you have to change also ;)

Jumat, 09 November 2012

Being Wise

“People are often unreasonable and self-centered. Forgive them anyway.
If you are kind, people may accuse you of ulterior motives. Be kind anyway.
If you are honest, people may cheat you. Be honest anyway.
If you find happiness, people may be jealous. Be happy anyway.
The good you do today may be forgotten tomorrow. Do good anyway.
Give the world the best you have and it may never be enough. Give your best anyway.
For you see, in the end, it is between you and God. It was never between you and them anyway” -Mother Teresa

enjoy your life by enjoying the present moment
although small children know how to make life fun adults often forget
many people pursue happiness in the future and miss the abundant simple pleasures in the present
find a dream and pursue it. discover what you really want and go after it. but avoid the path of least persistence
sincerely love people and treat them well
give people all the love and kindness that you have, love and kindness will come back to you

drop your regrets. live in the present, not int the past.
avoid self-tormenting language: "I should have...", "I could have...", "I wish I had...", "If only..."
learn to like yourself. people who feel good about themselves are the most positive and productive people in the world. they never waste time feeling sorry for themselves
lighten up and laugh. don't take things seriously like a fuddy-daddy, smiling and laughing will bring the best in you.
remember: people who enjoy life tend to be positive, productive, and successful :)

<3

Minggu, 07 Oktober 2012

Tahu Diri - Maudy Ayunda

hai selamat bertemu, lagi.. aku sudah lama menghindarimu sialku lah kau ada di sini sungguh tak mudah bagiku rasanya tak ingin bernafas lagi, tegak berdiri, di depanmu kini sakitnya menusuki jantung ini melawan cinta yang ada di hati
Dan upayaku tahu diri Tak selamanya berhasil Apabila kau muncul terus begini Tanpa pernah kita bisa bersama Pergilah, menghilang sajalah Lagi..
Hai selamat berpisah lagi Meski masih ingin memandangimu
Lebih baik kau tiada disini Sungguh tak mudah bagiku Menghentikan segala Khayalan gila jika kau ada Dan ku Cuma bisa meradang menjadi yang di sisimu Membenci nasibku yang tak berubah
Dan upayaku tahu diri Tak selamanya berhasil Apabila kau muncul terus begini Tanpa pernah kita bisa bersama Pergilah, menghilang sajalah Lagi.. Berkali kali kau berkata Kau cinta tapi tak bisa Berkali kali ku telah berjanji Menyerah…Dan upaya ku tahu diri Tak selamanya berhasil Dan upayaku tahu diri Tak selamanyaa berhasil Apabila kau muncul terus begini Tanpa pernah kita bisa bersama Pergilah (pergilah) Menghilang sajalah Pergilah (pergilah) Menghilang sajalah Pergilah Menghilang sajalah Lagi....

Kamis, 04 Oktober 2012

Simple Past

Kadang saya pengen balik ke masa lalu, lalu menonjok muka saya kenapa bisa-bisanya saya melakukan banyak hal bodoh (bahkan hingga sekarang). Lalu pada akhirnya setelah sibuk berandai-andai untuk kembali ke masa lalu, saya sibuk menertawakan diri saya sekeras-kerasnya bahkan kadang hingga meneteskan air mata.

Masa lalu. Semua orang pasti punya masa lalu. Tapi saya tidak tahu apakah masa lalu setiap manusia itu semua baik atau semua buruk. Bahkan saya rasa tiap orang pasti memiliki definisi masa lalu yang berbeda-beda pula. Bagi saya, masa lalu adalah suatu hal yang telah terjadi, mungkin kalo dalam bagian pelajaran tenses itu, masa lalu adalah past tense. Sudah dilakukan. Atau jangan-jangan memang itu definisinya, ntahlah, haha.

Selain untuk ditertawakan, ada beberapa bagian dari masa lalu yang bener-bener greget untuk diperbaiki. Saya kadang sampe mikir banget, gimana caranya saya bisa merubah masa lalu, biar sekarang saya ga menderita karena menyesal. Tapi, akhirnya ada bagian diri saya yang mencoba untuk merelakan hal-hal yang telah terjadi. Kalau saya bisa ngulang masa lalu dan memperbaikinya, terus saya belajarnya darimana?

Kadang juga saya mikir sebenarnya, Tuhan itu sudah kasih jalan ke kita, ada yang hanya satu, ada yang hanya dua, atau bahkan lebih dari itu. Kemudian kita memilih jalan tersebut, setelah memilih jalan tersebut, kita kembali dikasih pilihan jalan, begitu seterusnya. Mungkin kalau digambarkan akan membentuk akar. *mari berimajinasi sejenak* *sudah?* *lanjut* Jadi apapun pilihan yang kita ambil, itu akan selalu membawa pada jalan-jalan lainnya, kalau sudah begini buat apa disesali atas masa lalu yang telah terjadi (atau dipilih), toh memang sudah begitu jalannya, sudah begitu pilihan yang diambil.

Nah, akhirnya pada satu titik setelah puas menertawakan diri saya sepuas-puasnya, saya sampai pada pemikiran, saya memang tidak akan bisa kembali ke masa lalu - baik untuk menonjok muka saya habis-habisan karena telah berbuat hal bodoh ataupun meubah pilihan hidup saya sebelumnya - tapi saya bisa melakukan kontemplasi ulang, agar tidak salah melangkah lagi.

Nah (lagi), kadang lucunya, sesaat saya telah mengambil pilihan, lalu ternyata saya malah menyesalinya, lalu kemudian Tuhan (dengan baik hatinya) menunjukkan bahwa memang itulah jalan yang telah saya pilih, walau butuh waktu lama untuk merenungkan atau mengambil hikmah itu semua, ntah satu bulan, satu tahun, atau mungkin bertahun-tahun.

Saya masih tidak tahu jalan hidup saya selanjutnya akan kemana, banyak hal-hal bodoh yang telah saya lakukan (dan pilih) kemudian sekarang saya sibuk menertawakannya. Yang pasti saya percaya, saat ini saya menertawakan kebodohan saya, tapi suatu saat nanti saya akan tersenyum bahagia karena menyadari memang itulah baiknya.

Sekian. Dan terimakasih.

Kamis, 27 September 2012

27. Cukup.

"Belajarlah tuk melepaskan seseorang yg terus menyakitimu. Jika kamu berarti baginya, dia tak akan pernah biarkan kamu terluka." -pepatah.


apa rasanya mendengar lelakimu menceritakan segala kesibukannya seolah tidak ada waktu satu menitpun untuk mengabarimu, sementara kamu sendiri selalu mencoba untuk mengabari disela sela segala rutinitas kamu?

apa rasanya mendengar lelakimu mengantarkan teman perempuannya, berdua di depanmu, sementara kamu sendiri bahkan belum pernah diantar hanya berdua?

apa rasanya mendengar semua teman disekelilingmu dikabari dan diperhatiakan oleh lelakinya, sementara kamu bahkan tidak tahu sedang apa lelakimu?

kalau dunia memang panggung sandiwara, kamu seolah hanya semacam pemain figuran dalam drama kehidupan yang tengah dia mainkan. bagaimana rasanya?

kalau kehidupan seperti arena permainan sepak bola, kamu seolah hanya pemain cadangan yang diajak bermain ketika dibutuhkan, dan dibiarkan ketika pemain utama bisa bermain sempurna. bagaimana rasanya?

apa rasanya merasa tidak berarti apa-apa?

rasanya seperti ingin menyingkir dari permainan, duduk dibangku penonton, memperhatikan, mendoakan, dan ikut bersorak senang untuk setiap kemenangannya.
ya, mungkin kurang lebih begitu rasanya..

Hari ini aku sadar bahwa aku dan kamu telah memilih. Dan Abu- abu adalah warna yang kita pilih.
Abu-abu bukan warna yang bagus untuk kita. Abu-abu adalah ketika kita jauh dan tidak bisa menjaga warna masing-masing.
Abu-abu adalah aku yang lelah, menunggumu. menunggumu berubah seperti dulu.
kesalahan itu sudah terulang dan itu tandanya belum belajar kan? padahal kesalahan itu ada supaya kita belajar dan tak mengulanginya kan? kita bukan keledai, jadi tak perlu jatuh berkali-kali. tapi aku tetap mau mencoba kembali.
Maka biarkan abu-abu yang mengambil kuasanya. Biarkan ia menentukan warnanya, takdirnya.
Kepada kepergianmu, semoga kau temukan lagi warnamu.
Kepada kepergianmu, maafkan aku bila warnaku tak mampu lagi mengisi warnamu, menemanimu,
menunggumu.
Karena hari ini kita telah memilih. Dan Abu-Abu adalah warna yang kita pilih.

ini aku, yang hanya bisa bercerita padamu dengan cara ini. ya, menulis.
maaf untuk membuatmu selalu merasa kecewa dengan cara yang ini ini saja.
aku belum bisa melakukan yang lainnya. Ya, mungkin perempuan lain akan melakukannya.

Terimakasih untuk 191hari. 275040jam. 16502400menit dan 990144000detiknya, Ilham :)

Sabtu, 21 Juli 2012

Panasilah Makanan, Bukan Teman Anda

Hari pertama Ramadhan tahun ini saya banyak menghabiskan waktu untuk membaca ayat suci Al-Quran bersama Mamah saya. Selebihnya saya gunakan waktu untuk membaca buku (re:Novel, bukan buku pelajaran >.<) atau sekedar mengecek timeline di twitter dan meng-update status. Hari ini saya membaca (kembali) buku dengan cover Pink yang berjudul "Don't Sweat the Small Stuff for Women" karangan Kristine Carlson. dan saya tertarik untuk menuliskan salah satu isi buku tersebut yang menurut saya sangat berguna untuk diri saya dan mungkin untuk anda di 'zaman' sekarang ini (Nyahahaha bahasanya, tapi bener lho ^^) pada bab 11, halaman 27 buku Kristine Carlson ini menjelaskan tentang Judul dari postingan ini *liat judul diatas lagi* hohooo

oke, langsung aja...
begini isinya,
"Seorang 'pemanas' yang memanasi sesuatu selain makanan adalah seseorang yang membangkitkan topik-topik emosional yang sudah di bahas, di selesaikan, atau sedag dalam proses penuntasan. Ia ingin menyalakan bara emosi dan membiarkannya tetap hidup agar bisa merasakan sesuatu kekacauan suatu konflik, jauh melampaui batas membantu. Pemanas bisa bersikap sangat halus; mereka sering terlihat seperti teman yang 'membantu' atau pendengar yang 'peduli'.

Ini sebuah contoh: Teman Anda, Joyce, datang dnegan sebuah masalah; ia mengetahui suaminya berselingkuh. Ia sakit hati, dan bisa dimengerti kalau ia membutuhkan dukungan anda, jadi tentu saja, Anda membiarkan ia mencurahkan perasaannya. Bersama belalunya waktu, kalian sering berbicara tentang suaminya dan tentang betapa brengseknya pria itu. Lalu, berbulan-bulan kemudian, Joyce dan suaminya Bruce mengikuti konseling, mencoba membangun kembali perkawinan mereka dan rasa percaya Joyce. Terjadi sesuatu yang aneh: Suatu hari anda bertemu Joyce dan ia benar-benar tersenyum. Anda mulai menanyakan kondisi hubungannya dengan Bruce. Ia memberitahu Anda bahwa hubungan mereka sekarang lebih baik. Anda berkata: "Bagaimana mungkin kau bisa mempercayainya ketika dia meninggalkan rumah?" Dengan menanyakan hal itu, Anda menyebrangi batas dari seorang teman yang mendukung menjadi seorang pakar pemenas emosi.

Memanasi juga bisa mengambil bentuk jauh lebih halus. Bukan hanya mengungkit-ungkit masalah besar, seperti perselingkuhan. Memanasi terjadi setiap kali kita mendorong seseorang untuk mandek dalam suatu masalah yang sudah menjurus ke arah penyelesaian yang sehat. Seolah kita mengatakan. "Jagan kaulepaskan! Kenapa kau ingin melakukannya? Ini sangat menyenangkan!"

Anda baru saja melepaskan suatu konflik kecil dengan tetangga Anda, ketika tetangga Anda yang lain terus-menerus mengungkit tentang betapa mengesalkannya orang itu, mendorong Anda untuk tetap berkubang dalam perasaan kesal Anda. Hal serupa juga terjadi di kantor. Seorang rekan kerja tak hentinya mengingatkankan bahwa Andalah, Bukan Gail, yang benar-benar layak mendapatkan pernghargaan atas gagasan hebat itu. Setiap kali ia mengatakannya, perut Anda meregang dan luka Anda terbuka lagi.

Yang perlu Anda ketahui adalah cara mengenali seseorang pemanas, dan juga cara untuk tidak menjadi seorang pemanas, selain pemanas makanan. Ketika ada orang lan yang memanasi Anda, Lihatlah itu sebagai kebiasaan yang tidak bisa menyakiti Anda kecuali Anda terlibat dalam percakapan itu atau ikut menghidupkannya. Satu cara sederhana untuk melepaskan diri adalah dengan mengingat bahwa Anda sudah melepaskan masalah itu, dan dengan mengatakan kepada sang pemanas.

Tidak perlu diragukan bahwa godaan untuk menjadi pemanas memang ada. Bahkan, saya mengakui bahwa saya sendiri pernah beberapa kali memanasi sesuatu yang bukan makanan. Namun, ini menimbulkan kecemasan dan stres yang sebenarnya tidak perlu. Jadi, ingatkan diri Anda bahwa memanasi orang akan merusak kedamaian batin dan penyelesaian masalah Anda sendiri. Hal ini sama saja memilih terlalu matang memasak santapan malam Anda--yang Anda peroleh akhirnya hanyalah sup gosong!"

Tulisan dari tanda kutip Bold awal sampai tanda kutip Bold yang terakhir tidak ada yang saya tambahkan atau kurangkan sedikitpun, begitulah isi dari bab 11 hal 27 buku tersebut. Sangat bermanfaat menurut saya (semoga) untuk yang membaca postingan ini juga, Kamu! ^^

Selamat menjalankan ibadah puasa, enjoy your beautiful life that you have and said Thanks to God :) remember: DON'T BE EVIL! ;)

Rabu, 18 Juli 2012

Kisah Sang Penari

Sebuah kisah untuk lelaki yang saya sayangi, Ilham Gumilang Syafei yang tampaknya sedang begitu khawatir dengan perkataan dan pikiran orang lain terhadapnya.

Ada seorang gadis muda yang sangat suka menari. Kepandaiannya menari sangat menonjol dibanding dengan rekan-rekannya sehingga dia seringkali menjadi juara di berbagai perlombaan yang diadakan. Dia berpikir, dengan apa yang dimilikinya saat ini, suatu saat apabila dewasa nanti dia ingin menjadi penari kelas dunia. Dia membayangkan dirinya menari di Rusia, Cina, Amerika, Jepang, serta ditonton oleh ribuan orang yang memberi tepuk tangan kepadanya.

Suatu hari, kotanya dikunjungi oleh seorang pakar tari yang berasal dari luar negeri. Pakar ini sangatlah hebat dan dari tangan dinginnya telah banyak dilahirkan penari-penari kelas dunia. Gadis muda ini ingin sekali menari dan menunjukkan kebolehannya di depan sang pakar tersebut, bahkan jika mungkin memperoleh kesempatan menjadi muridnya. Akhirnya kesempatan itu datang juga. Si gadis muda berhasil menjumpai sang pakar di belakang panggung, seusai sebuah pagelaran tari.

Si gadis muda bertanya,

“Pak, saya ingin sekali menjadi penari kelas dunia. Apakah Anda punya waktu sejenak, untuk menilai saya menari? Saya ingin tahu pendapat anda tentang tarian saya”.

“Oke, menarilah di depan saya selama 10 menit,” jawab sang pakar.

Belum lagi 10 menit berlalu, sang pakar berdiri dari kursinya, lalu berlalu meninggalkan si gadis muda begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Betapa hancur si gadis muda melihat sikap sang pakar. Si gadis langsung berlari keluar. Pulang ke rumah, dia langsung menangis tersedu-sedu. Dia menjadi benci terhadap dirinya sendiri. Ternyata tarian yang selama ini dia bangga-banggakan tidak ada apa-apanya di hadapan sang pakar. Kemudian dia ambil sepatu tarinya, dan dia lemparkan ke dalam gudang. Sejak saat itu, dia bersumpah tidak pernah akan lagi menari.

Puluhan tahun berlalu. Sang gadis muda kini telah menjadi ibu dengan tiga orang anak. Suaminya telah meninggal. Dan untuk menghidupi keluarganya, dia bekerja menjadi pelayan dari sebuah toko di sudut jalan.

Suatu hari, ada sebuah pagelaran tari yang diadakan di kota itu. Nampak sang pakar berada di antara para menari muda di belakang panggung. Sang pakar nampak tua, dengan rambutnya yang sudah putih. Si ibu muda dengan tiga anaknya juga datang ke pagelaran tari tersebut. Seusai acara, ibu ini membawa ketiga anaknya ke belakang panggung, mencari sang pakar, dan memperkenalkan ketiga anaknya kepada sang pakar.

Sang pakar masih mengenali ibu muda ini, dan kemudian mereka bercerita secara akrab.

Si ibu bertanya,

“Pak, ada satu pertanyaan yang mengganjal di hati saya. Ini tentang penampilan saya sewaktu menari di hadapan anda bertahun-tahun yang silam. Sebegitu jelekkah penampilan saya saat itu, sehingga Anda langsung pergi meninggalkan saya begitu saja, tanpa mengatakan sepatah katapun?”

“Oh ya, saya ingat peristiwanya. Terus terang, saya belum pernah melihat tarian seindah yang kamu lakukan waktu itu. Saya rasa kamu akan menjadi penari kelas dunia. Saya tidak mengerti mengapa kamu tiba-tiba berhenti dari dunia tari,” jawab sang pakar.

Si ibu muda sangat terkejut mendengar jawaban sang pakar.

“Ini tidak adil,” seru si ibu muda.

“Sikap Anda telah mencuri semua impian saya. Kalau memang tarian saya bagus, mengapa Anda meninggalkan saya begitu saja ketika saya baru menari beberapa menit. Anda seharusnya memuji saya dan bukan mengacuhkan saya begitu saja. Mestinya saya bisa menjadi penari kelas dunia. Bukan hanya menjadi pelayan toko!”

Si pakar menjawab lagi dengan tenang,

“Tidak… tidak, saya rasa saya telah berbuat dengan benar. Anda tidak harus minum anggur satu barel untuk membuktikan anggur itu enak. Demikian juga saya. Saya tidak harus menonton Anda 10 menit untuk membuktikan tarian Anda bagus. Malam itu saya juga sangat lelah setelah pertunjukkan. Maka sejenak saya tinggalkan Anda, untuk mengambil kartu nama saya, dan berharap Anda mau menghubungi saya lagi keesokan hari. Tapi Anda sudah pergi ketika saya keluar. Dan satu hal yang perlu Anda camkan, bahwa Anda mestinya fokus pada impian Anda, bukan pada ucapan atau tindakan saya. Lalu pujian? Kamu mengharapkan pujian? Ah, waktu itu kamu sedang bertumbuh. Pujian itu seperti pedang bermata dua. Ada kalanya memotivasimu, bisa pula melemahkanmu. Dan faktanya saya melihat bahwa sebagian besar pujian yang diberikan pada saat seseorang sedang bertumbuh hanya akan membuat dirinya puas dan pertumbuhannya berhenti. Saya justru lebih suka mengacuhkanmu, agar hal itu bisa melecutmu bertumbuh lebih cepat lagi. Lagipula, pujian itu sepantasnya datang dari keinginan saya sendiri. Tidak pantas Anda meminta pujian dari orang lain.”

“Anda lihat, ini sebenarnya hanyalah masalah sepele. Seandainya Anda pada waktu itu tidak menghiraukan apa yang terjadi dan tetap menari, mungkin hari ini Anda sudah menjadi penari kelas dunia. Mungkin Anda sakit hati pada waktu itu, tapi sakit hati Anda akan cepat hilang begitu Anda berlatih kembali. Tapi sakit hati karena penyesalan Anda hari ini tidak akan pernah bisa hilang selama-lamanya…”

Sayanng, Kita sendiri lah yang bertanggung jawab menumbuhkan rasa percaya diri, bukan orang lain, bukan siapa-siapa. Lebih baik sakit hati hari ini daripada datang penyesalan nanti. Tidak minder terhadap kualitas diri sendiri adalah modal dasar bagi perkembangan diri seseorang. Kamu memang tidak akan sekreatif orang lain karena kamu adalah pribadi yang unik. Rumput tetangga akan selalu terlihat lebih hijau karena yang kamu lakukan adalah membandingkan kekurangan diri kamu dengan kelebihan orang lain. Lakukan apa pun yang kamu merasa mampu, dan jadilah hebat, sehebat-hebatnya diri sendiri :'D

Caranya adalah dengan mengubah perspektif kamu dalam memandang masalah. Dari penjelasan kamu, yang kamu lakukan selama ini bukanlah fight, tetapi flight, kabur begitu saja dan mengkerdilkan diri kamu sendiri. Mulai sekarang, jika kamu ingin fight, fight lah. Dengan menghadapinya, bukan menyia-nyiakannya. Dengan menganggapnya tantangan, bukan halangan. Renungkan ini: Musuh terbesarku, pesaing terbesarku adalah diriku sendiri. Diriku yang selalu menurunkan target-targetku, yang selalu mengecilkan diriku sendiri, yang selalu merendahkan cita-citaku, maka akhirnya aku benar-benar hanya mengejar target-target yang lebih rendah.

Tanda-tanda seseorang ingin sukses adalah selalu bangkit di saat terjatuh dan selalu memiliki banyak cara untuk menciptakan masa depannya sendiri. Tidak peduli seberapa menderitanya dia, tidak peduli seberapa down-nya dia, jika dia memang tangguh, dia pasti bangun. Entah dengan kekuatan sendiri, atau dengan dukungan dari lingkungannya, termasuk Aku. Sayang, nonsense dengan keberhasilan orang lain. Kita hidup di dunia ini untuk bangkit mengalahkan diri sendiri, bukan untuk mengalahkan orang lain. Masing-masing dari kita memang saling berlari, tetapi di jalur kita masing-masing :)

-16

Minggu, 15 Juli 2012

Long Distance Relationship Video


me : *crying out loud.....*

Senin, 28 Mei 2012

semangat Widih! :)

Bukan lagi waktunya memikirkan hal seperti ini. Harusnya hari-hari sudah dipenuhi dengan rumus, latihan soal, dan target terstruktur tentang masa depan. Harusnya waktu bukan lagi dihabiskan untuk melamunkan hal-hal yang mengesalkan ini. Tapi digunakan untuk menalar soal-soal yang rumit. Soal-soal yang akan menjadi kunci pintu gerbang cita-cita yang sudah diimpikan sejak dulu. Bukan lagi menghabiskan waktu untuk mengecam orang-orang yang sudah merusak hari. Tapi mengubur semua masalah dan fokus untuk satu hal itu. Bukan waktunya mengobrolkan orang-orang, tentang ketidaksukaan dan rasa kesal. Kelas XI itu dasar untuk kelas XII. Jangan mengalah dengan ego, dengan masa lalu, dengan diri sendiri, apalagi dengan orang lain. Kalau mau bahagia, dan mau meraih mimpi, kita harus fokus, harus memberikan yang terbaik, harus serius, menyingkirkan hal-hal tidak penting yang menggerogoti lahan yang harusnya dipakai untuk menghafal mati pelajaran. Menuliskan ini memang mudah. Namun ternyata realisasinya tidak semudah itu juga. Bismillah.


but I Promise Mom Dad, someday i'll make you proud of me. I Promise :')


Selasa, 22 Mei 2012

:(


I just don’t get it. I always try to be nice to people, even when they give me plenty of reasons not to. I know I’m not perfect, but I try to make up for that, and I’m not intentionally bitchy(re:jutek/judes). (remberber,i'm not intentionally) :') *perlu kalian tau. saya sadar muka saya kalau diem jutek, makanya saya suka cengengesan sendiri. Cuma mungkin masih tetep aja juteknya nyisa. maaf :|*

So why am I always the person that gets bullied and/or ostracized like I’m the one who made mistakes? :'''''

Selasa, 01 Mei 2012

salah


perasaan ini salah. harusnya saya gaperlu cemburu sama orang yang bahkan bukan milik saya. dia bebas melakukan apa yang mau dia lakukan. dia bebas berhubungan dengan siapapun yang mau dia hubungi. saya bukan siapa siapanya dia. saya yang salah, harusnya saya gaperlu cemburu kaya gini. kaya anak kecil aja...
untuk ke-childish-an saya ini saya minta maaf. lain kali saya akan mencoba untuk tidak memperdulikannya. saya janji akan berusaha untuk terbiasa dengan sifat kamu yang satu itu. apapun yang kamu lakukan dengan siapapun kamu berhubungan, saya tidak akan pernah cemburu lagi.. maaf untuk saya yang masih belum bisa bersikap biasa. maaf untuk tidak mengabarimu malam ini. untuk semua kesalahan saya. saya minta maaf.

setiap orang punya sisi kekanakan, 
dan saya sedang berada di sisi itu sekarang. 
saya ga minta kamu buat ngerti dan saya ga akan pernah meminta kamu untuk ini itu. 
saya yang akan mencoba membiasakan diri.
membiasakan hati untuk ngga mudah cemburu lagi. dan saya yakin saya bisa :"D

menerima lebih sulit daripada mengerti.

malem ini ada seorang teman saya yang curhat karena diputusin sama pacarnya.
oke, kira-kira begini percakapan antara saya sama teman saya di bbm :

Dia : tapi saya gabisa terima Wid, sakit bgt diginiin
Saya : kan saya sering bilang accepting is much harder than understanding. kamu harus belajar buat menerima.
Dia : menerima bahwa saya ditembak cm buat diputusin?
Saya : Iya! *kemudian hening*

lalu saya kirim beberapa kalimat untuk membuat teman saya itu lebih tenang... (mungkin)
kira - kira begini kalimatnya :

' yang paling sulit adalah menerima…
Menerima bahwa kita dihidupkan untuk dimatikan…
Menerima bahwa kita dipertemukan untuk dipisahkan…
Menerima bahwa kita diberi untuk diambil lagi…
Maka belajarlah untuk menerima… 
Apapun…'


lalu teman saya membalas chat saya dengan balasan seperti ini :
' dan sampai kapanpun saya ga akan bisa terima'


sayapun akhirnya memutuskan tidak menjawab chatnya. itu pilihan nya. saya tidak bisa

Sabtu, 14 April 2012

him

awalnya...

sapaan paling 'sopan' :/
orang tengil kayak gini harus di kerjain dulu, pura pura lupa kayaknya cocok (--,)


dia bilang saya tengil, lalu dia apa? -_-
tapi.. walaupun udah dibikin kesel, besoknya........

the first morning greeting
guess what? 
he's call me 'Mata Belook' :p
dia tau mata saya belo, apa dia sering liat foto foto saya?
 Ah, Ngga mungkin, orang kaya dia bisa stalking-_-
Oh ya, entah kenapa semenjak pertama kali dia telfon di hari kedua,
perasaan ini ada yang beda,


waktu dia harus kembali ke asrama
ini komen pertamanya waktu saya bales panjang smsnya :p
waktu lagi berantem, boongan padahal (--,)
jujurnya {}
Maaf emang anaknya males bales chat^^
Ham, It's for me? :'D
AHAHAHAKKK :3
*balesnya singkat* atau *gadibales aja* sekalian :P
Awas aja ntar kalo protes, bukti ini bukti :p
sweet plan :'>
walaupun sms sebelumnya, he still send me morning greetings. i like it ^^
jujurnya {} ^^
masih ngucapin selamat tidur meski gak dibales chat sebelumnya :"
udah mulai berani bilang kangen, yang pertama ini :">>
see? another morning greetings..
finally you make me love you Ham <3
kata 'LOVE' yang pertama :'''''')

at facebook message, when he at boarding school..

Finally, I said 'I Love You Too' in the last chat :'D♥{}

at facebook chat! finally..... i said that word <3

Apa harus ada alasan untuk menyayangi seseorang? Dia muncul sangat tiba-tiba. Di kepala dan hati saya. Dan kali ini, saya tidak ingin berlari, saya stay, membiarkan dia menyita ruang ruang yang memang benar benar kosong . Namanya, Ilham G S . Terima kasih sudah membuat saya merasakan banyak kupu-kupu di perut hihi

Apakah saya (masih) takut pacaran? YES I DO !! Tapi, saya mohon, biarkan saya berproses, sendiri, menikmati perang antara ketakutan ketakutan dan perasaan sayang saya. I’m so sorry for my self, really !


satu pertanyaan saja, bisa kau jawab?



Sabtu, 31 Maret 2012

Nothing Hurts Like Love

Broken hearts 
Broken dreams 
They're just some things that love brings 
When you learn that its all been a lie 
You cry 
You find that 

Nothing 
Nothing 
Nothing hurts like love 
Nothing brings your heart so much pain 
And you'll never learn 
Till you get burned 
Till you're burned by the flame 
Nothing hurts so bad 
Nothing hurts so much 
No nothing hurts like love 

So you gave all you had 
How the story turned so sad 
Nothing left but the tears in your eyes 
You die inside cus 

Nothing 
Nothing 
Nothing hurts like love 
Nothing brings your heart so much pain 
And you'll never learn 
Till you get burned 
Till you're burned by the flame 
Nothing hurts so bad 
Nothing hurts so much 
No nothing hurts like love 

So dry your eyes 
Its just your turn to learn 
The time to find that nothing 
Nothing 

(Instrumental) 

Nothing hurts like love 
Nothing brings your heart so much pain 
And you'll never learn 
Till you get burned 
Till you're burned by the flame 
Nothing hurts so bad 
Nothing hurts so much 
No nothing hurts like love

    


lagi suka banget lagu ini
bukan galau
tapi emang kenyataan nya gitu

Selasa, 06 Maret 2012

whossah!

Hi! this is my another blog (again). gatau deh ini udah blog ke berapa yang gue bikin. dari smp gue sempet punya beberapa blog, tapi gue selalu lupa sama password blog gue, dan akhirnya blog gue sebelum sebelumnya cuma jadi sampah doang-_-
hmm, yep! i just wanna have a new one. but I haven't completed editing the layout. hehe masih berantakan baget /.\\ sebenernya sebelum blog ini gue buat, gue udah sering curcol di blog gue sebelum blog ini, udah dari beberapa bulan yang lalu gue rutin blogwalking..

welcome :)
Widiya Ningrum. Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

AmazingCounters.com

Instagram Shots


Instagram

Tumbler