Ketika hati tak lagi merasakannya
aku tahu perubahan besar yang terjadi, dalam diri dan hatiku
sosokmu semakin jarang hadir dalam lamunanku
pun tak sering muncul lagi dalam pikiran dan mimpiku
nama twittermu juga tak lagi kutulis di kolom search
hanya sesekali kadang aku iseng, bukan ingin tahu
ya, sekarang aku tidak lagi penasaran dengan isi timeline-mu
atau lebih tepatnya aku sudah tidak ingin tahu lagi tentang segala aktivitas dan kehidupanmu
semua rasaku hampir terkikis habis
Aku dan hatiku tidak pernah berusaha melupakan atau melepaskanmu
tapi jika memang kali ini segala angan tentang dirimu tidak lagi buatku bahagia ataupun kecewa, lalu mau apa?
mungkin dengan kata lain aku telah benar benar merelakan segalanya-tentangmu
Waktu menjawabnya
Waktu membuktikannya
Waktu mengobatinya
Waktu yang membuatku merelakanmu, sepenuhnya :)
Kamu, jangan pernah menengok ke arahku lagi
aku akan baik baik saja. aku tak akan lagi memintamu kembali
aku percaya pada waktu
cepat atau lambat
Waktu akan memberi kebahagiaan yang baru untukku
Inilah jawaban atas segala pertanyaan yang dulu belum mampu terjawab. Inilah kunci, bahwa keikhlasan, kesabaran, dan mengembalikan semua pada pada Sang Pemilik adalah bentuk kekuatan, perisai yang melindungi hati dari benci, cahaya yang menjadi benteng nurani. Ku serahkan semua pada-Mu, Ya Rabb. Laa haula walaa quwwata illaa billaah..
sampai bertemu di keadaan yang lebih baik dari semua ini
- yang (pernah) dengan keras kepala mengejar, merindukan dan menyayangimu :) xx
Rabu, 30 Januari 2013
Widiya Ningrum. Diberdayakan oleh Blogger.
-
"Sebab Dia selalu punya berbagai cara untuk membolak-balikkan hati manusiaNya. Dan membenci, sesungguhnya adalah racun yang perlahan m...
-
Judulnya mungkin terlalu berlebihan ya? Hehe.. Hari ini pertama kali aku ngeliat kamu, iya ini yang pertama kita bertemu. Tapi aku suka. ...
-
Kadang saya pengen balik ke masa lalu, lalu menonjok muka saya kenapa bisa-bisanya saya melakukan banyak hal bodoh (bahkan hingga sekarang)....
0 komentar:
Posting Komentar